HrdBAdsCksEZ8BH2lR0SY5MUAzbjwb8AYTuig5dE
Bookmark

konten-13

Menyeduh Sejarah: Perjalanan Kopi Rempah dan Ritual Teh di Jantung Glodok

Jauh di balik hiruk pikuk pasar Petak Sembilan yang ikonik, Pecinan Glodok menyimpan rahasia bagi para penikmat suasana dan rasa. Ini adalah sebuah dunia di mana waktu seakan berhenti, tersembunyi di dalam kedai kopi bernuansa retro dan rumah teh yang tenang. Menjelajahi Glodok lebih dari sekadar berbelanja elektronik; ini adalah soal menyelami warisan budaya minum kopi dan teh yang telah mengakar kuat, sebuah pengalaman yang memanjakan jiwa sekaligus lidah.

Perjalanan nostalgia Anda bisa dimulai di Cafe Djauw. Begitu melangkah masuk, Anda akan terlempar ke suasana Batavia kuno dengan sentuhan Tiongkok pecinan yang kental. Dengan interior kayu yang didominasi warna merah, poster-poster jadul, dan perabotan antik, kafe ini adalah oase yang sempurna. Ini bukan sekadar tempat minum kopi, tapi sebuah galeri hidup yang menceritakan kisah masa lampau Jakarta, ideal untuk bersantai sejenak dari keriuhan di luar.

Di kawasan Pancoran, tradisi kopi lebih dari sekadar kafein; ini adalah sebuah ramuan. Anda mungkin menemukan "Kopi Pancoran" atau kopi rempah yang khas. Berbeda dari kopi susu modern, proses pembuatannya seringkali tradisional, melibatkan perebusan biji kopi robusta lokal yang digiling bersama aneka rempah. Campuran yang umum adalah jahe yang menghangatkan, kapulaga, atau kayu manis, menciptakan minuman yang kaya, pedas, dan berkhasiat, diseduh pekat dan disajikan panas untuk membangkitkan semangat.

Bergeser dari kopi, Pancoran Tea House (Pantjoran Tea House) menawarkan ketenangan melalui ritual teh Tiongkok. Bangunannya sendiri adalah sebuah tengara, dan di dalamnya, Anda tidak hanya minum teh, tetapi merayakannya. Saksikan proses pembuatan teh tradisional 'Gongfu Cha'. Ritual ini melibatkan pemilihan daun teh berkualitas, 'membangunkan' daun dengan siraman air panas pertama, lalu menyeduhnya berulang kali dalam poci tanah liat kecil. Setiap seduhan singkat (hanya beberapa detik) menghasilkan profil rasa yang berbeda dan semakin kompleks.

Ingin merasakan denyut nadi Glodok yang sesungguhnya? Datanglah pada akhir pekan. Kawasan Pancoran, termasuk kafe dan rumah teh ini, biasanya paling ramai pada hari Sabtu dan Minggu, terutama antara pukul 10.00 pagi hingga 14.00 siang. Pada jam-jam ini, area tersebut dipenuhi oleh wisatawan, keluarga, dan pehobi foto. Jika Anda mencari suasana yang lebih tenang untuk menikmati teh atau kopi Anda, datanglah pada hari kerja (Senin-Jumat) di luar jam makan siang.

Pada akhirnya, Glodok adalah sebuah cerita yang harus dialami langsung. Dari nostalgia di Cafe Djauw, kehangatan kopi rempah Pancoran, hingga ritual meditatif di Pancoran Tea House, setiap tegukan adalah sebuah perjalanan sejarah. Jadi, luangkan waktu Anda, masuki gang-gangnya, dan biarkan Glodok menceritakan kisahnya kepada Anda melalui secangkir kopi dan teh yang otentik.

A group of people working in a factory

AI-generated content may be incorrect.  A cup of coffee and a plate of food

AI-generated content may be incorrect.

Brewing History: A Journey of Spiced Coffee and Tea Rituals in the Heart of Glodok

Far beyond the iconic hustle and bustle of the Petak Sembilan market, Jakarta's Glodok Chinatown holds secrets for connoisseurs of ambiance and flavor. This is a world where time seems to stand still, hidden within retro-nuanced coffee shops and tranquil teahouses. Exploring Glodok is about more than just electronics shopping; it's about diving into the deep-rooted cultural heritage of coffee and tea, an experience that soothes the soul as well as the palate.

Your nostalgic journey can begin at Cafe Djauw. The moment you step inside, you are transported to the atmosphere of old Batavia with a thick Chinese-Indonesian touch. With its red-dominated wooden interior, vintage posters, and antique furniture, this cafe is a perfect oasis. It is not just a place to drink coffee, but a living gallery that tells the story of Jakarta's past, ideal for taking a moment's rest from the chaos outside.

In the Pancoran area, coffee tradition is more than just caffeine; it's a potion. You may find the distinctive "Kopi Pancoran" or spiced coffee. Unlike modern lattes, the process is often traditional, involving boiling coarsely ground local Robusta coffee beans with various spices. A common mix includes warming ginger, cardamom, or cinnamon, creating a rich, spicy, and invigorating beverage, brewed strong and served hot to awaken the senses.

Shifting from coffee, Pancoran Tea House offers serenity through the ritual of Chinese tea. The building itself is a landmark, and inside, you don't just drink tea; you celebrate it. Witness the traditional 'Gongfu Cha' tea-making process. This ritual involves selecting high-quality leaves, 'awakening' them with a first hot water rinse, and then brewing them repeatedly in a small clay pot. Each brief infusion (lasting only seconds) yields a different and increasingly complex flavor profile.

Want to feel the true pulse of Glodok? Come on the weekend. The Pancoran area, including these cafes and teahouses, is typically busiest on Saturdays and Sundays, especially between 10:00 AM and 2:00 PM. During these hours, the area is filled with tourists, families, and photography enthusiasts. If you seek a calmer atmosphere to savor your tea or coffee, visit on a weekday (Monday-Friday) outside the peak lunch hour.

Ultimately, Glodok is a story that must be experienced firsthand. From the nostalgia of Cafe Djauw, the warmth of Pancoran's spiced coffee, to the meditative ritual at Pancoran Tea House, every sip is a journey through history. So, take your time, enter its alleys, and let Glodok tell you its stories through an authentic cup of coffee and tea

Posting Komentar

Posting Komentar